Selasa, 18 Desember 2012

kunjungan venna melinda ke korban bullying

 Kunjungan Venna Melinda, S.E ke Syaiful Munif (Korban Bullying)
Kamis, 10 Mei 2012, Pukul 11.00-13.00
Tempat: Jl. Jaeran RT 04/RW 01 No. 17A Cinere, Depok

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei menjadi harapan baru bagi generasi penerus bangsa. Tema Hardiknas tahun 2012 ini, “Bangkitnya Generasi Emas Indonesiaharus dimaknai sebagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran pemerintah dengan memberikan perhatian yang serius terhadap segala kebutuhan pendidikan agar kualitas hidup yang baik dapat dicapai. Karena dunia pendidikan berperan penting dalam membangun peradaban bangsa yang didasarkan atas jati diri dan karakter bangsa.
Namun, seiring dengan maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini, bukanlah tidak mungkin akan menyebabkan kualitas anak murid di sekolah menjadi menurun. Fenomena kekerasan yang terjadi baik itu di sekolah maupun diluar sekolah dinilai sudah mengarah kepada bullying, yaitu bentuk dari tindakan agresi. Secara sekilas, bullying sendiri dipahami sebagai perilaku tidak menyenangkan yang sengaja dilakukan untuk menekan, mengintimidasi serta menakut-nakuti korbannya untuk menunjukkan kekuatan/ kekuasaan pelakunya.
Dalam banyak kasus di Indonesia, tindakan bullying sering ditemukan dalam bentuk kontak fisik. Namun tindakan bullying bukan hanya terjadi dalam bentuk fisik, seperti memukul, menendang, ataupun kekerasan fisik lainnya dari pelaku kepada korbannya. Tapi, bullying juga dapat terjadi dalam bentuk verbal atau lisan, emosi, rasial, seksual, dan berbagai sikap yang mencerminkan ketidaksukaan orang terhadap orang lain.
Bullying sering terjadi di sekitar kita, khususnya di sekolah, tapi permasalahan ini hanya hangat diperbincangkan ketika peristiwa tersebut baru saja terjadi dan setelah itu terlupakan begitu saja. Sementara kejadian seperti ini akan kembali terjadi dan terus berulang tanpa menemukan titik terang untuk menghentikan terjadinya bullying lagi.
Keberadaan bullying seakan-akan dipandang sebelah mata, sehingga masih sedikit masyarakat yang peduli terhadap pencegahan bullying. Bahkan guru, siswa, maupun orang tua sering menganggap kejadian bullying di sekolah sebagai kejadian yang wajar. Padahal dampak dari bullying sangat beragam, dari mulai sekedar cedera fisik ringan sampai dampak cedera berat yang bahkan bisa mengakibatkan kematian. Selain itu, bullying juga memiliki dampak psikologis yang akan membawa akibat jangka panjang.
Kini saatnya dibutuhkan penyadaran terhadap berbagai pihak untuk mengatasi masalah bullying, khususnya di sekolah. Karena dunia pendidikan memiliki peran penting dalam membangun peradaban bangsa yang didasarkan atas jati diri dan karakter bangsa. Sehingga jangan sampai terjadinya bullying di sekolah justru membentuk anak didik menjadi manusia yang berkarakter pem-bully. Adanya pihak yang berkuasa dan dikuasai dalam kasus bullying harus segera dihentikan.
Berangkat dari keprihatinan terhadap masalah ini, Venna Melinda, S.E sebagai anggota DPR RI Komisi I merasa terpanggil untuk menggagas kampanye anti-bullying secara nasional. Sebagai wakil rakyat, Venna merasa bertanggung jawab untuk turut serta mengkampanyekan dan mensosialisasikan anti-bullying ke seluruh lapisan masyarakat. Tujuan dari program kampanye dan sosialisasi anti-bullying ini adalah agar tindakan anti-bullying terus digaungkan ke segala penjuru, terutama di dalam tembok-tembok sekolah di seluruh Indonesia.
Sebagai bentuk kampanye terhadap kepedulian dan keprihatinan mengenai isu bullying, Venna mengunjungi Syaiful Munif pada Kamis/10 Mei 2012. Syaiful Munif merupakan siswa SDN 1 Cinere Depok yang menjadi korban penusukan oleh temannya sendiri pada 17 Februari 2012. Dengan adanya kasus ini, Venna berharap kasus bullying di sekolah TIDAK AKAN PERNAH terulang kembali. Oleh karena itu diperlukan adanya sinergi antara orang tua dan pihak sekolah untuk lebih peduli terhadap masalah bullying dengan terus melakukan pengawasan dan pemahaman terhadap dampak bullying, serta mengkomunikasikannya secara lebih efektif kepada anak didik.

written by :
wendra afriana, staf expert A-518

0 komentar:

Posting Komentar